MERENCANAKAN PROGRAM TELEVISI
Ada 5 (lima) hal yang harus diperhatikan dalam menyiapkan program siaran televisi, yakni;
I. Pola siaran (Merencanakan Program).
Sebelum menata program menyusun acara siaran, terlebih dahulu harus menyiapkan pola siaran. Artinya sebelum siaran dijabarkan dalam sehari, seminggu, sebulan dan setahun, maka harus diketahui dahulu berapa panjang durasi program yang akan disesuaikan dengan target audien dan kebijakan dari stasiun penyiaran. Begitu juga model program seperti apa yang dikehendaki. Sesudah segala sesuatunya selesai, dibuatlah polanya, yaitu pola gambar menurut ukuran tadi.
Pola kerja seorang penyusun program akan terlebih dahulu mengumpulkan referensi-referensi yang diperlukan;
a. Kebijakan siaran dari pimpinan stasiun penyiaran.
a. Trend yang berkembang.
b. Jangkauan siaran.
c. Hasil penelitian (rating & share)
d. Distributor bahan siaran.
Kebijakan umum siaran televisi akan dilatar belakangi oleh keadaan negara masing-masing. Secara universal penyelenggaraan siaran televisi memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
a. Memberi informasi
b. Mendidik penonton
c. Mempengaruhi penonton
d. Menghibur penonton
Pengertian memberikan informasi adalah yang dapat memberi petunjuk, pemecahan masalah, atau menambah wawasan. Yang terpenting dapat memberikan penjelasan secara mudah dan cepat dimengerti masyarakat umum. Sehingga mendidik penonton untuk berbuat yang benar, tidak terkecoh dengan kata-kata atau informasi yang memutar balikkan fakta.
Isi siaran sejauh mungkin dapat mengajak penonton untuk mengambil contoh-contoh dari acara yang baik, atau penonton dapat mempertimbangkan apa yang harus dilakukan tentunya hal-hal yang positif, seperti yang baru saja dilihat dalam sebuah acara televisi.
Program siaran dapat ditonton oleh seluruh tingkat usia terkecil hingga yang tua. Oleh sebab itu sejauh mungkin isi siaran dapat dijadikan acara yang menghibur. Karena itu penonton jangan dibuat takut, apalagi sampai menjadi traumatis.
Pola siaran selalu dijadikan awal atau dasar dalam menyusun program siaran. Pola siaran merupakan pola penyusunan mata acara yang memuat penggolongan, kelompok hari, waktu, dan frekuensi siaran setiap mata acara dalam suatu periode tertentu, dan ini dijadikan panduan dalam penyelenggaraan siaran.
Dilihat dari penggolongan penyelenggaraan siaran televisi, penyelenggaraan siaran terdiri lima kategori, sebagai berikut;
1. Televisi yang berazaskan siaran umum, (general television)
Penggolongan penyelenggaraan siaran televisi dengan azas siaran umum berlaku di TVRI, RCTI, SCTV, ANTV, MNCTV, INDOSIAR, LATV, TV7, TRANS-TV dan televisi-televisi lokal lainnya. Adapun maksud dengan isi program bersifat umum adalah dalam penyiarannya tidak mengutamakan acara khusus pendidikan fromal, pemberitaan, ataupun khusus musik saja. Seperti halnya pada TV Edukasi, METRO-TV, dan MTV.
Penggolongan penyelenggaraan siaran televisi dengan azas siaran umum berlaku di TVRI, RCTI, SCTV, ANTV, MNCTV, INDOSIAR, LATV, TV7, TRANS-TV dan televisi-televisi lokal lainnya. Adapun maksud dengan isi program bersifat umum adalah dalam penyiarannya tidak mengutamakan acara khusus pendidikan fromal, pemberitaan, ataupun khusus musik saja. Seperti halnya pada TV Edukasi, METRO-TV, dan MTV.
2. Televisi yang berazaskan siaran pendidikan, (instructional TV/educational TV)
Penggolangan siaran televisi pendidikan sangat jelas sesuai dengan namanya. Seluruh isi siarannya berorientasi pada pola pendidikan sekolah. Atau sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah. Karena itu stasiun yang bersangkutan akan bekerjasama dengan Departemen Pendidikan yang menyiapkan kurikulumnya, sementara stasiun bersangkutan menyiapkan produksi program dan menyiarkannya.
3. Televisi bukan siaran (close circuit)
Penggolongan siaran televisi seperti ini didasarkan pada fungsi mendukung kegiatan-kegiatan untuk sekolah atau tempat-tempat seminar, dan kegiatan tersebut tergolong terbatas disuatu tempat tertutup. Atau lokasi-lokasi yang tidak dipancarluaskan, atau televisi bukan siaran.
4. Televisi kabel/berlangganan.
Sedangkan penyiaran televisi yang jangkauan siarannya dicapai dengan mempergunakan kabel, penggolongan televisi bersangkutan disebut sebagai televisi kabel. Televisi kabel berkembang dengan memperluas jangkauannya melalui satelit, sehingga sifat kabelnya menjadi bergeser, karena pada akhirnya tak semata melalui kabel melainkan dilepas ke satelit lalu diturunkan ke rumah - rumah melalui kabel, ataupun dengan receiver langsung yang berada dirumah-rumah. Contoh INDOVISION, ASTRO, TELKOMVISION.
5. Televisi yang berazaskan pemberitaan.
Sementara televisi yang memilih siaran televisinya dengan seluruhnya dominan berita atau informasi suatu kejadian yang dapat diambil pada kesempatan pertama. Biasanya selain berita yang setiap setengah jam, setiap jam, breaking news setiap saat. Siaran televisi seperti ini juga menampilkan program turunan berita keras (hard news), seperti feature, magazine, dokumenter dan talkshow current issue. Contoh METRO-TV, CNN, BBC, ABC, Aljazera.
II. Arahan pola siaran
Untuk memolakan suatu acara siaran dibutuhkan wawasan arahan penyiaran program. Dari arahan itu diharapkan akan kian memperkuat posisi perusahaan atau instansi bersangkutan. Arahan penyiaran televisi juga dimaksudkan sebagai rambu-rambu kebijakan pola siaran. Seperti stasiun televisi swasta agar ingin disenangi dan dihargai penonton, tidak terkesan hanya mengejar keuntungan, perusahaan tersebut harus juga memikirkan pengaruh dari siarannya. Orientasi bisnis dan orientasi ideal harus seimbang.
Ada delapan pedoman arahan penyiaran televisi, yaitu;
- Penyiaran televisi diharapkan dapat mengalang dan menyalurkan pendapat umum yang konstruktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk menjaga kelestarian persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
- Dapat meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan kecerdasan kehidupan bangsa.
- Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya bangsa.
- Dapat menangkal pengaruh buruk terhadap tatanilai perikehidupan bangsa Indonesia yang beraneka ragam.
- Dapat meningkatkan peranan bangsa dan negara di tengah-tengah pergaulan antarbangsa dalam ikut melestarikan ketertiban dunia.
- Meningkatkan pembangunan watak, kepribadian bangsa, harkat, dan martabat manusia.
- Dapat menimbulkan kesadaran hukum dan terpeliharanya ketertiban umum serta rasa kesusilaan.
- Dapat meningkatkan upaya bagi suksesnya pembangunan nasional.
III. Perubahan Pola Acara
Pola acara siaran dapat diubah sesuai keadaan. Kendati demikian, sebaiknya perubahan tidak sering dilakukan, karena perubahan acara yang sering dilakukan dapat mengurangi simpati penonton. Penonton akan menilai stasiun tersebut tidak profesional, dan itu bisa berakibat penonton meninggalkan kanal atau saluran tersebut untuk berpindah kestasiun lain.
Secara teknis pelaksanaan, antara pola acara siaran dan pola pemograman siaran perlu dibedakan. Yang dimaksudkan dengan pola acara siaran adalah urutan acara dalam hitungan setiap hari dan setiap minggu. Misalnya pada hari Jum’at pukul 12.00 siang sampai 12.30 adalah siaran agama, maka penonton akan menandai pada hari dan jam tersebut merupakan siaran untuk dewasa. Sementara pola pemograman lebih pada kebijakan siaran umum dan menyeluruh.
Mengapa ada perubahan pola acara? Ada dua alasan mendasar, adalah;
- Penempatan susunan acara harian dan mingguan ternyata tidak tepat. Dengan kata lain, ada kesalahan dalam menganalisis strategi sasaran yang ingin dicapai, yakni tepat waktu penyiaran dan tepat diperhatikan penonton.
- Ada acara-acara tertentu yang berbenturan antara stasiun yang satu dengan stasiun yang lainnya. Acara yang satu dinilai lebih unggul (dari segi rating/share dan pertimbangan yang matang) dari pada yang lain dalam waktu yang sama. Akibat benturan ini acara bisa dihentikan penyiarannya, lalu diganti dengan judul acara lain untuk ”bersaing ketat” melawan acara di stasiun lainnya.
Bagi penata program, strategi penempatan waktu acara siaran sangat diperlukan. Acara yang memiliki rating tinggi bisa saja ditempatkan di jam lain yang acaranya belum dikenal, dari acara yang mendapat rating tinggi itu diharapkan dapat berpengaruh pada acara berikutnya yang belum mempuyai rating tinggi atau samasekali belum mempunyai rating. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nielsen bila program yang dimulai pada pukul 18.00 (early prime time) telah berhasil memikat pemirsa televisi, maka mereka akan membiarkan kanalnya diacara yang selanjutnya dan terus membiarkan menonton acara berikutnya. Yang tentunya memasuki central prime time hingga late prime time akan lebih menarik lagi.
IV. Bahan program
Darimana program siaran didapat? Selama kehidupan manusia masih ada dimuka bumi ini maka manusia yang memiliki kelebihan berpikir, punya akal, punya peradaban, serta punya kepandaian. Mereka punya budaya dan dari budaya itulah program siaran televisi bisa dipetik. Mungkin terlalu jauh bahan program ini dicari.
Tetapi begitulah kalau penata program ingin mendapat bahan siaran yang menarik dan variatif tidak akan ada habisnya menggali peradaban manusia.
Setiap bentuk butir-butir kehidupan manusia dapat dijadikan bahan siaran, tentang keharmonisan keluarga, kegagalan kehidupan keluarga dan konflik lainnya diluar rumah, semuanya bisa dijadikan bahan.
Penulis cerita tidak akan ada habisnya bercerita, bertutur tentang kehidupan manusia serta lingkungannya, legenda atau cerita sejarah dapat disuguhkan secara menarik.
Program musik dan komedi bisa diketenggahkan untuk hiburan yang membuat relaks. Manusia juga akan menyukai program olah raga untuk kesehatan dan hobby. Barang-barang mati seperti patung, pohon kering, lukisan dapat dihidupkan secara menarik dengan tangan-tangan kreatif sang kreator. Demikian juga pendidikan formal dan nonformal yang bersifat instruksional juga dapat disuguhkan secara menarik untuk memberikan pembelajaran sekaligus hiburan.
Hingga saat ini hanya TVRI yang menyiarkan program instruksional pendidikan untuk memberikan pelajaran kurikulum disekolah melalui televisi. Dahulu TPI sesuai dengan nama stasiun televisi ini selalu menyiarkan program pendidikan. Namun berkembangnya stasiun penyiaran yang bernafas bisnis akan sangat menyulitkan menjual program instruksional. Program pendidikan yang disiarkan TVRI adalah program yang dibuat oleh TVe (televisi edukasi) atau PUSTEKOM. Dana yang digunakan untuk memproduksi dan menyiarkan program pendidikan instruksional berasal Departemen Pendidikan Nasional.
Rencana menyiarkan program pendidikan di wilayah Indonesia merupakan kegiatan yang sangat berorientasi pada peduli dunia pendidikan tanah air. Seperti halnya dinegara-negara maju seperti Jepang, Korea, Australia dan Eropa, siaran program pendidikan instruksional berdasarkan kurikulum telah berlangsung sejak tahun 1950 an. Dimana siswa dapat mengikuti pendidikan melalui televisi bersamaan dengan mengikuti pelajaran di kelas.
Sejak tahun 2005 TVRI bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional telah melakukan kegiatan tersebut hingga saat ini, yakni menyiarkan program pendidikan instruksional ketika siswa ketika sedang belajar dikelas, pagi hari pukul 08.00 sampai pukul 10.00 dan sore hari pukul 15.00 sampai pukul 16.00.
Proses pembelajaran disesuaikan dengan kurikulum dan disosialisasi kepada seluruh sekolah tingkat SD, SMP dan SMA. Yaitu berupa jadwal penayangan dan mata pelajaran yang akan dibahas. Untuk pihak sekolah tentunya memiliki target pada setiap pelajaran yang disiarkan agar mudah dimengerti, khususnya untuk pelajaran yang memiliki rata-rata nilai rendah. Seperti Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada beberapa daerah ternyata program pendidikan melalui siaran televisi ini mengalami hambatan, yaitu berupa ketersediaan televisi disetiap sekolah yang tidak dapat digunakan oleh sekolah tersebut. Alasan utama mengapa televisi tidak tersedia, karena ratusan televisi yang disiapkan terpaksa disimpan oleh pihak kelurahan karena pengamanan di sekolah-sekolah tidak memadai.
Khususnya untuk daerah-daerah terpencil dan diluar Pulau Jawa siaran pendidikan melalui televisi ini tidak bisa mencapai sasarannya. Karena selain pesawat televisi yang tidak tersedia, jam siaran yang dilaksanakan pada waktu jam sekolah juga menyebabkan para siswa tidak akan menyaksikan siaran tersebut.
Sedangkan televisi pendidikan pada versi lain yaitu televisi kampus dapat memanfaatkan kegiatan formal dan informal yang berlangsung di kampus. Sebagai contoh;
- Siaran langsung atau siaran tunda kuliah umum yang dapat disimak oleh seluruh mahasiswa segala jurusan.
- Siaran langsung diskusi terbuka mahasiswa dengan topik tertentu. Topik dicari yang menarik dan up to date.
- Penyiaran produk-produk para mahasiswa tingkat akhir jurusan film, televisi, seni pertunjukkan dan lain-lain (seperti di Institut Kesenian Jakarta) yang kemudian dilanjutkan diskusi.
- Mengetengahkan pandangan seseorang mengenai kasus ilmu tertentu, formatnya pembicara tunggal.
- Berita kampus (pelajaran dikelas, penemuan, dan kegiatan lainnya)
- Anekdot kampus.
- Karya seni; musik, tari, lukisan, patung, panggung dan lain-lain. Acara diketengahkan dengan komentar dan pandangan si pencipta.
- Produksi-produksi film/televisi yang didapatkan dari luar kampus, yang masih ada relevansinya dengan kehidupan kampus
Contoh-contoh tersebut bisa dijadikan sebagai bahan-bahan pemograman acara siaran. Kreatifitas penyusunan atau programmer sangat dibutuhkan agar program bersangkutan jadi menarik dan enak ditonton.
Sehubungan dengan itu yang perlu diperhatikan adalah menjadikan siaran menarik dan enak ditonton. Beberapa cara itu antara lain sebagai berikut;
- Judul acara harus menarik, singkat, mudah diingat, dan tidak vulgar.
- Waktu siaran tidak terlalu panjang, juga tidak terlalu pendek. Untuk berita dan informasi, bisa diprogram sampai 30 menit, untuk pendidikan formal, bisa satu sampai dua jam, sementara program hiburan dapat diprogram 30 sampai 50 menit.
- Agar penonton menjadi setia tetap duduk didepan pesawat televisi berlama-lama, perlu disusun mata-mata acara secara silih berganti antara acara yang berat dengan acara yang ringan dan yang sedang.
- Jembatan antara (insert program) dapat diisi dengan memunculkan penyiar atau informasi kampus, atau iklan layanan masyarakat/PSA (public service advertisment)
- Bisa mengikat penonton misalnya membuat tune musik pembuka dan penutup siaran, atau membuat wajah-wajah para mahasiswa saat bersiaran televisi kampus/komunitas masing-masing fakultas/jurusan, sehingga mahasiswa dilibatkan untuk aktif mengisi siaran, atau juga menjadikannya sebagai ruangan untuk jual beli bahan kuliah (buku, kaset, stiker dan lain sebagainya)
V. Sistem penempatan program siaran
Dengan demikian setelah mendapatkan bahan siaran yang akan dipancarluaskan maka sistem penempatan program siaran ditetapkan berdasarkan visi dan misi dari perusahaan yang dituangkan dalam strategi siarannya, yakni;
1. Program tahunan (yearly program)
Program tahunan ini harus memiliki satu kesatuan yang pada setiap bulannya terdapat simbol-simbol utama. Materi apa yang akan ditonjolkan disesuaikan dengan peristiwa-peristiwa menarik, yaitu berlaku secara nasional, internasional, atau berkaitan dengan sejarah stasiun penyiaran yang bersangkutan.
2. Program pekanan dan mingguan (weakly program)
Biasanya program mingguan inilah yang menjadi patokan penyelenggaran program untuk memantau kegiatan selama sebulan. Secara detail setiap mata acara akan disusun dari senin sampai dengan minggu. Sehingga dari menit ke menit akan terpantau konfigurasi acara harian sebagai panduan operasional siaran. Khususnya untuk melihat program yang diproduksi, kerjasama, dan lain sebagainya, sampai sejauh mana waktu siaran yang telah siap. Biasanya minimum 3 bulan sebelumnya sudah memiliki stok materi acara yang akan disiarkan.
3. Program harian (daily program)
Materi program setiap harinya akan dihitung seberapa besar prosentase siaran, agar memenuhi standar yang ditetapkan berdasarkan visi dan misi stasiun penyiaran. Program harian harus fleksibel, artinya kejadian penting/darurat yang bersifat nasional dan internasional dapat merubah jadwal setiap hari yang telah ditetapkan. Sehingga bagian program setiap harinya memiliki panduan siaran selama satu hari, yang telah disiapkan paling lambat sore hari sebelumnya untuk didistribusikan. Khususnya bagian master kontrol dan monitoring yang melakukan pemantauan jalannya siaran. Namun apabila dalam proses berjalannya siaran terjadi materi penting yang sisipkan, akan ada laporan perubahan jadwal harian dari Program Director (PD Umum)
0 comments :
Posting Komentar